Rabu, 26 Maret 2008

Mengapa Perusahaan Membutuhkan IT Master Plan?

Oleh : Akbar Zainudin
Kamis, 28 April 2005

Saat ini, penggunaan teknologi informasi (TI) di perusahaan semakin meningkat. Tidak hanya untuk proses operasional sehari-hari, tetapi juga dalam proses pengambilan keputusan. Bahkan, di beberapa sektor industri – seperti perbankan dan keuangan – ketergantungan pada TI sangat besar.

Namun demikian, perusahaan tidak bisa secara gegabah mengeluarkan investasi untuk implementasi TI. Mereka perlu memperhitungkan cost dan benefit yang dihasilkannya. Itulah sebabnya, perusahaan membutuhkan semacam blue print -- yang sering disebut IT master plan atau IT strategic plan -- sebagai dasar perusahaan dalam mengimplementasi TI.

IT master plan intinya berisi rencana strategis perusahaan dalam mengimplementasi dan membangun sistem informasi. Di dalamnya memuat pedoman kebutuhan sistem informasi seperti apa yang diperlukan perusahaan.

Yang penting dicatat, IT master plan merupakan turunan dari business plan perusahaan. Alasannya, TI diimplementasi sebagai tool untuk membantu perusahaan mencapai visi dan misinya. Maka, tanpa ada visi dan misi yang jelas dari perusahaan, IT master plan juga tidak bisa dibangun.

Banyak sekali manfaat IT master plan untuk perusahaan. Pertama, IT master plan menjadi dasar bagi perencanaan perusahaan dalam investasi dan implementasi TI. Dengan demikian, perusahaan tidak lagi sekadar beli ataupun instal, tetapi mempunyai perencanaan yang baik.

Kedua, perusahaan bisa mengurangi berbagai risiko yang mungkin timbul dalam implementasi IT. Menurut pengamat TI Richardus Eko Indrajit, banyak sekali risiko yang mungkin timbul dalam implementasi TI, di antaranya: (1) Ketidaksesuaian antara kebutuhan bisnis dengan sistem informasi yang dibangun; (2) Banyak aplikasi yang tambal sulam, sehingga tidak bisa saling berkomunikasi antara satu dengan yang lain; (3) Investasi yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat seperti yang diharapkan; (4) Standar kualitas sistem informasi tidak sesuai dengan standar industri yang semestinya.

Dengan adanya perencanaan yang jelas, perusahaan bisa mengelola risiko tersebut dengan baik sejak awal.
Manfaat ketiga, IT master plan bisa menjadi alat kontrol dan parameter yang efektif untuk mengkaji performa dan keberhasilan implementasi TI di suatu perusahaan. Dalam satu tahun misalnya, perusahaan bisa melihat sistem apa saja yang sudah atau belum diimplementasi.

Salah satu pertanyaan yang sering diajukan orang adalah ”Bagaimana memulai membangun IT master plan untuk perusahaan?” Ini memang pertanyaan yang wajar mengingat pembangunan IT master plan bukanlah pekerjaan yang mudah.
Yang patut diingat, karena IT master plan harus mengacu pada business plan perusahaan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami visi-misi perusahaan, serta target dan tujuan yang akan dicapai perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Dari situ kita bisa melakukan breakdown secara lebih detail untuk mengetahui informasi bisnis seperti apa yang dibutuhkan.
Kebutuhan informasi itu misalnya bisa berupa informasi real time tentang kondisi keuangan, profil pelanggan, efektivitas marketing channel, produktivitas setiap pekerja, produktivitas mesin, tingkat inventori, profitabilitas setiap produk, dan berbagai informasi spesifik lain yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan.

Dari berbagai kebutuhan informasi bisnis inilah yang kemudian diterjemahkan menjadi kebutuhan sistem dan teknologi seperti apa yang harus diimplementasi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Biasanya, kebutuhan sistem dan TI ini pada saat implementasi diterjemahkan secara teknis menjadi kebutuhan aplikasi perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Dalam proses ini juga dijabarkan bagaimana perusahaan akan mengelola berbagai sumber daya yang ada mulai dari aspek organisasi, SDM (brainware), ataupun perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang akan diimplementasi.

Bagian akhir dari IT master plan adalah manajemen proyek. Pada bagian ini dipetakan proyek TI apa yang menjadi skala prioritas perusahaan dibandingkan dengan proyek yang lain. Manajemen proyek juga mengatur kalender implementasi setiap proyek hingga kurun waktu tertentu, misalnya 3-5 tahun ke depan. Hal ini akan sangat berguna bagi perusahaan dalam mengatur sumber daya mulai dari keuangan, SDM, dan berbagai sumber daya lain yang terkait.

Di beberapa kasus, IT master plan biasanya mengalami revisi sesuai dengan dinamika bisnis dan kebutuhan perusahaan. Tentu saja, biaya implementasi TI yang sering sangat mahal itu, akan lebih mudah dikelola dan dikontrol risikonya jika perusahaan mempunyai IT master plan yang baik.

URL : http://www.swa.co.id/sekunder/kolom/swadigital/manajementi/details.php?cid=2&id=139

Konsumen Online Kian Cerdas

Pola belanja konsumen online berubah dalam setahun terakhir. Kini, saat mereka mengunjungi toko-toko online, mereka memeriksa lebih banyak produk, tapi menghabiskan waktu cuci mata lebih singkat pada tiap halaman. Konsumen online kini lebih cepat bergerak di web. Mereka makin terdidik dan makin canggih dalam setahun terakhir, dan pola belanjanya juga berubah. Puluhan tahun lalu ada slogan yang mengatakan "konsumen yang terdidik adalah konsumen terbaik kita". Laporan penelitian akhir September lalu dari DoubleClick membuktikan hal itu sangat relevan untuk konsumen online.

DoubleClick adalah lembaga pemasaran digital dan teknologi iklan internet. Studi mereka, "E-Commerce Site Trend Report" untuk kwartal II 2004 menganalisa hasil yang didapat dari proyek SiteAdvance Web-analytics yang meneliti lebih dari US$ 1 milyar penjualan online dan lebih dari 24 juta keranjang belanja (artinya sama dengan jumlah konsumen). Hasilnya menunjukkan, fasilitas lacak di situs-situs retail meningkat. Barang yang terjual dari hasil lacak itu juga meningkat. Kathryn Koegel, direktur riset dan pengembangan industri di DoubleClick mengatakan bahwa perubahan itu "menunjukkan konsumen makin pintar."

Tapi laporan itu juga memperlihatkan bahwa secara keseluruhan, kurang dari 10 persen pengunjung situs yang menambahkan barang ke keranjang belanja mereka, dan bahkan 42 persen dari mereka tidak sampai ke kasir. Lalu dari konsumen yang terus bergerak sampai kasir, hanya 58 persen yang benar-benar mengklik tombol transaksi pembelian.
Saat laporan per kwartal ini dibandingkan dengan hasil setahun lalu, ada perubahan positif dan negatif yang terjadi. Bagusnya, keuntungan rata-rata tiap kunjungan meningkat 25 persen dan keseluruhan penjualan naik 14 persen. Tapi ada kabar kurang bagusnya, persentase penjualan yang dihasilkan dari produk-produk yang sebelumnya sudah dimasukkan konsumen ke keranjang belanja mereka turun 26 persen. Keranjang belanja atau shopping cart dalam dunia e-shopping berfungsi seperti daftar belanja tiap konsumen dan bisa tersimpan untuk dilihat kembali oleh konsumen tanpa harus membelinya langsung. Dari studi ini juga terlihat bahwa fungsi lacak makin sering dipakai, walau keranjang belanja sering ditinggalkan.

"Konsumen cuci mata dari toko online satu ke toko berikutnya dan membandingkan produk," ujar Patti Freeman Evans, analis retail di Jupiter Research, seperti dikutip DestinationCRM.com. Walau sudah tersedia situs-situs yang membandingkan produk seperti MySimon.com, "Banyak konsumen tidak menggunakannya."
Evans juga mengingatkan, hasil paling mengejutkan dari studi ini adalah, walau ada kenaikan, hanya 19 persen pengunjung yang menggunakan fungsi lacak dalam situs web. Padahal, transaksi pembelian yang terjadi sebagai hasil dari mesin lacak melonjak 47 persen. Dari kenyataan ini, Evans menyarankan para retailer untuk memperbaiki fasilitas lacak mereka agar makin banyak konsumen yang menggunakannya. Katanya, "Retailer perlu melihat fasilitas lacak sebagai alat penjualan proaktif." Dari kata kunci yang dimasukkan, retailer bisa mendapat informasi apa yang dicari konsumen." Masukan itu tentu membantu retailer menyusun strategi penjualan.
Konsumen online yang makin pintar memang mempunyai pola perilaku yang makin efisien. Tapi hal ini tidak sendirinya menjadi keuntungan bagi para pemilik toko online. Ada pekerjaan rumah yang perlu mereka lakukan. Untuk menaikkan penjualan yang terbukti banyak dihasilkan dari hasil lacak, mereka perlu membuat situs mereka, dan mesin lacaknya, ramah pengunjung.


Jumat, 22 Oktober 2004
Oleh : Kili
URL : http://www.swa.co.id/primer/swadigital/ebusiness/details.php?cid=1&id=1265, 22juni 2007

Kamis, 28 Februari 2008

SIM 2007/2008

Untuk mahasiswa yang mengambil matakuliah SIM tahun ajaran 2007/2008, untuk dapat ikut terlibat dan memantau blog ini untuk bisa lebih mengenal manfaat teknologi informasi untuk kegiatan pembelajaran.

Kelas SIM Fakultas Ekonomi

Kelas SIM FE UNAND adalah kelas untuk mata kuliah Sistim Informasi Manajemen pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang. Kelas ini diasuh oleh dosen Vera Pujani. Blog ini di ciptakan untuk tempat sharing informasi dan berkomunikasi antara dosen dan mahasiswa yang mengambil matakuliah ini.

Dengan adanya blog ini diharapkan mahasiswa yang mengambil matakuliah ini lebih bisa memanfaatkan sarana teknologi informasi untuk membantu segala aktifitasnya terutama sekali untuk proses pembelajaran selama duduk di bangku perkuliahan.

Sekali lagi kepada para mahasiswa untuk bisa lebih "melek" teknologi dan tahu akan manfaat teknologi ini untuk mencapai segala tujuan dan cita-cita hidup yang lebih produkrik dan kreatif.